PMII PONOROGO

Mencari Artikel Di Blog PMII Ponorogo

Kebudayaan Dalam Filsafat Islam

Kebudayaan dalam Filsafat Islam
Oleh Klewer

Judul Buku : Filsafat Islam tentang Kebudayaan
Penulis : Dr Musa Asy’arie
Penerbi t : LESFI (Lembaga Studi Filsafat Islam)
Tahun Cetakan : Pertama, Juli 1999
Tebal : 162 halaman



BERBICARA filsafat Islam dan kebudayaan, keduanya adalah disiplin ilmu yang masing-masing mempunyai objek kajian dan wilayah tersendiri. Maka, dua disiplin tersebut secara sistem saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Karena tak dapat dipungkiri oleh siapapun, kenyataan eksistensi budaya dan Islam sebagai agama, hakikatnya adalah persoalan manusia dalam menjalani kehidupannya. Lantas timbul pertanayan, bagaimana peran Islam dalam eksistensinya terhadap kebudayaan. Sebaliknya, bagaimana peran kebudayaan terhadap eksistensinya Islam?

Untuk menjawab pertanyan tersebut, Dr Musa Asy’arie yang dikenal sebagai Guru Besar pada Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, memberikan paparannya dalam sebuah buku yang diberi judul ”Filsafat Islam tentang Kebudayaan”. Buku ini tersusun secara sistematis dalam 5 bab, mencakup paparan Islam dan kebudayaan, dimensi alam kenabian, peranan ijtihad dalam kebudayaan Islam, budaya konflik dalam Islam dan paparan kebudayan Islam dalam perspektif kesejarahan.

Dengan gaya bahasanya yang ilmiah serta dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan yang akurat, Musa Asy’Arie melakukan sesuatu yang sangat berharga bagi siapapun yang tertarik pada Islam dan kebudayaan dengan menghasilkan sebuah pemikiran yang konprehensif dan enak dibaca tentang pemikiran berbagai segmen filsafat Islam yang pada fokus utamanya adalah pada proses eksistensi kebudayaan dan Islam yang saling melengkapi.

Diawali 2 bab ringkas yang mengetengahkan kajian teoritis tentang makna kenabian dan Alquran dengan tinjauannya terhadap kebudayaan, buku ini selanjutnya memperjelas kajian pokok, yakni filosofis Islam terhadap kebudayaan dengan meletakkan filsafat Islam sebagai metode pendekatan dan kebudayaan sebagai objek kajiannya dengan melahirkan sebuah metode yang disebut oleh pengarang metode Rasional Transendental, sebuah metode yang telah teruji secara akurat di dalam cara berpikir Nabi Muhammad SAW sebagai pola budaya sehingga memungkinkan untuk dicermati, dihayati dan dipahami.

Dari keseluruhan isi pembahasan dalam buku ini, pembahasan yang paling menarik untuk dicermati adalah tentang berbagai konteks Islam yang melegitimasi wacana kebudayaan khususnya kebudayaan Islam. Kita disuguhi ulasan berstruktur kaya namun cermat tentang pemikiran mutakhir dalam rumpun kebudayaan. Dengan gaya filosofisnya pula, kandungan buku ini pun menawarkan suatu strategi kebudayaan Islam yang bertumpu pada konsep pendidikan yang bercorak tauhid dengan menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada strategi kebudayaan yang berlaku ajeg dan universal sehingga diperlukan sikap untuk selalu bersedia membuka diri agar dapat terjaga proses dialektik yang mengalir mencari sintetik baru dalam kesatuan dan keberagaman.

Bahan dalam berbagai bab pembahasan ini diolah dari berbagai studi dan sumber skunder yang diambil dari berbagai literatur terpilih dengan latar belakang kebudayaan. Di bagian lain buku ini menguji proses penyerapan selektif pengalaman dan ide pola kebudayaan, dengan memaparkan pluralitas kebudayaan yang harus diterima sebagai pengkayan spiritualitas manusia yang dikembangkan melalui peranan pendidikan sebagai bagian kebudayaan, sekaligus menjadi pusat pengembangan dari kebudayaan itu sendiri sehingga pandangan tauhid yang menjadi substansi pokok dari ajaran Islam yang berkaitan dengan pandangan tentang Tuhan (teologi), alam (kosmologi), manusia (antropologi) menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Hasil analisis yang cermat dari buku ini adalah perlakuan terhadap wacana yang lebih berpusat elite - apa yang disebut Musa pemikiran rasional transendental - jauh lebih menyeluruh terhadap pembahasan dalam bab-bab lainnya, mengingat metode ini telah diketahui baik melalui kajian penjelasan maupun ulasan-ulasan filsafatnya, buku ini sangat menarik untuk dicermati.

Kekuatan buku ini adalah kualitas sinoptik dan sintetiknya yang menyatukan banyak literatur dan pengalaman serta bahan terbaru tentang kebudayaan dan Islam. Bukan sekadar memberikan nilai tambah dengan menghadirkan bahan empiris baru yang substansional atau pembukaan lahan teoritis baru. Buku ini berkontribusi dengan menggabungkan hasil olahan literatur skunder yang luas pada ide-ide sebagai variabel utama. Gaya pendekatan Musa begitu jelas, cermat dan percaya diri. Buku ini berharga bagi kaum muslimin umumnya, pemerhati kebudayaan Islam dan kalangan akademisi ataupun para pendidik yang aktif dalam pembinaan intelektualitas kebudayaan Islam.Wallahu’alam bish-shawab.***

"tangan terkepal dan maju ke muka"
selamat berjuang untuk sahabatku IHSAN KHUDORI sebagai ketua Cabang PMII Ponorogo 2006-2007.
semoga dirimu selalu mendapatkan petunjuk dari sang kholik
jangan kamu melupakan sahabat2 mu ya
bimbing adik2mu.

>>Kembali Ke Home>>

No response to “Kebudayaan Dalam Filsafat Islam”

Post a Comment

Terimakasih. sekali tangan terkepal, hilangkan ratapan tangis dimuka bumi

Membagi Pengetahuan

Bagi Sahabat-sahabat yang punya artikel, saran, Kegiatan, proposal dan ingin di muat di blog ini, harap mengirimkannya ke E-mail

Bergabung di Agen Pulsa Elektronik