PMII PONOROGO

Mencari Artikel Di Blog PMII Ponorogo

Empowering Community Se-Zona Matraman Raya Prop. Semiloka



A. Latar Belakang
”Ketika saya memberi makan pada orang miskin maka saya disebut sebagai ”dewa” tetapi ketika saya menanyakan kemiskinan maka saya disebut sebagai pembangkang” (kata bijak)

Fenomena kemiskinan merupakan ”PR” besar bersama yang sampai sekarang belum bisa dicari solusinya, karena dari sekian upaya yang di lakukan baik itu oleh pemerintah, NGO masih nihil hasilnya. Terbukti dari sekian program yang di usung masih belum menunjukkan hasil, secara nominal dari kuantitas angka kemiskinan yang ada. Hal ini merupakan ”PR” besar yang harus ditangani berbagai macam fihak tidak hanya pemerintah karena memang kemiskinan adalah masalah bersama sehingga di butuhkan kesatuan visi dan misi bergerak dalam satu bingkai untuk mengusut dan mengurai benang kemiskinan.
Dari sekian refleksi yang ada dari kemiskinan ada hal yang harus menjadi perhatian kusus fihak terkait yaitu kemiskinan dalam berfikir dari masyarakat. Sehingga kemiskinan dalam kerangka fikir ini termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mental dari masyarakat ini menjadi miskin dan inferior. Sehingga tidak mempunyai power untuk merubah keadaan dan membuat hal yang baru untuk memperbarui kehidupan. Sehingga wilayah garapan pada sektor ini harus di perhatikan dan menjadi fokus garapan. Contoh dari hal ini sebenarnya bisa di lihat dari negeri-negeri maju yang sebenarnya secara kwantitas SDA mereka minim, tetapi karena SDM dan acara berfikir yang benar mereka bisa menjadi negara yang maju dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang baik. Jepang semisal negara kecil yang menjadi negeri super industri dunia yang pendapatan daerahnya beberapa kali lipat dari indonesia yang ber SDA beberapa kali lipat dari jepang. Yang membedakan adalah manusia-manusianya yang mempunyai karakter berfikir yang superior dan produktif.
Sehingga yang seharusnya dibenahi dari negeri kita yang konon katanya gemahripah loh jinawi adalah bentuk pengawalan terhadap pemberdayaan di masing-masing lini untuk melawan kemiskinan. Pemerintah sendiri sudah seharusnya membuka kran lebar-lebar terhadap segala bentuk apresiasi masyarakat baik itu ormas maupun NGO yang memang senaja berperan untuk mengatasi problem kemiskinan. Tanpa menafikan kelayakan dan juga verivikasi program. Karena selam ini yang masih sering di temukan adalah kekurang seriusan dari pemerintah sendiri untuk benar-benar cancut taliwondo dalam mengatasi problem ini. Dan lebih mempercayakan bentuk-bentuk pangawalan program hanya pada instansi-instansi atau oknum dari instansi. Sudah saatnya perombakan gaya berfikir dari birokrasi pun juga harus di lakukan supaya generasi muda senisal mahasiswa yang bisa berperan secara aktif untuk membaktikan diri untuk berdarma pada masnyarakat di beri tempat. Sehingga di harapkan sistem yang ada ini semakin baik dn menjunjug asas demokratisasi dan berkeadilan.
Hal ini sekaligus sebagai proses regenerasi bagi para kader bangsa yang akan meneruskan perjuangan para pendahulunya. Hal ini juga harus di dukung dengan Semiloka-Semiloka yang memang menyiapkan para keder untuk siap melakukan pengawalan terhadap masyarakat untuk mengatasi kemiskinan. Seperti yang di usung oleh PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Ponorogo dengan Semiloka Empowering Community sebagai salah satu wahana untuk menyiapkan kader-kadernya siap melakukan advokasi di masyarakat yang diharapkan nantinya penyikapan perangkat kognitif ini mampu mendukung profesionalitas kader dalam memetakan dan mencari soliusi terhadp problematika kemasyarakatan yang semakin komplek.

B. Landasan Kegiatan
• AD/ART PMII
• Hasil Muspimnas 2006
• Proker PMII Cabang Ponorogo
• Rapat Pleno PC. PMII Ponorogo

C. Tema Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan ini mengambil tema “Merekatkan Gerakan Bersama Masyarakat Menuju Civil Society”

D. Tujuan Strategis
Tujuan akhir yang ditargetkan dalam Semiloka Empowering Community adalah Menyiapkan profesionalitas kader dalam melakukan pengawalan pada masyarakat dari berbagai sektor.

E. Out-Put
Out-put yang diharapkan dari Semiloka Empowering Community ini adalah :
- Profesionalitas kader dalam advokasi
- Meningkatkan kemampun kognitif kader dalam melihat realitas dan mampu menuntaskan problematika masyarakat.

F. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari mulai hari Jum’at - Minggu pada tanggal 22-24 Juni 2007 bertempat di Pesanggrahan Songgolangit-Ngebel, Ponorogo.



G. Peserta kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh anggota PMII dari berbagai Cabang se-Zona Matraman Raya mulai PMII Cabang Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Trenggalek, Pacitan, Blitar, Kediri, Tulungagung, Jombang dan Nganjuk.

H. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh kepanitiaan yang dibentuk oleh Pengurus Cabang PMII Ponorogo. Adapun Susunan kepanitiaan sebagaimana terlampir.

I. Estimasi Dana
Direncanakan Semiloka Empowering Community Se-Matraman Raya ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 9.283.000,- (Sembilan Juta Dua ratus delapan puluh tiga ribu rupiah). Untuk Perincian Dana sebagaimana terlampir.

J. Penutup
Demikian proposal ini, atas partisipasinya demi kesuksesan kegiatan ini kami sampaikan banyak terima kasih.


No response to “Empowering Community Se-Zona Matraman Raya Prop. Semiloka”

Post a Comment

Terimakasih. sekali tangan terkepal, hilangkan ratapan tangis dimuka bumi

Membagi Pengetahuan

Bagi Sahabat-sahabat yang punya artikel, saran, Kegiatan, proposal dan ingin di muat di blog ini, harap mengirimkannya ke E-mail

Bergabung di Agen Pulsa Elektronik