Raja Thalout makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya sejak ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya terhadap org yg telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan bagi negara dan bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout merosot, sejauh itu pula cinta kasih mereka kepada Daud makin meningkat, sehingga banyak diantara mereka yg lari mengikuti Daud dan menggabungkan diri ke dlm barisannya, hal mana menjaadikan Thalout kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA lalu menjalankan siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja yg ia ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat para ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yg mengetahui bahawa Daud yg merupakan satu-satunya saingan baginya masih hidup yg mungkin sekali akan menuntut balas atas pengkhianatan dan rancangan jahatnya, merasakan tidak dapat tidur nyenyak dan hidup tebteram di istananya sebelum ia melihatnya mati terbunuh. Kerananya ia mengambil keputusan utk mengejar Daud di mana pun ia berada, dgn sisa pasukan tenteranya yg sudah goyah disiplinnya dan kesetiaannya kpd Istana. Ia fikir harus cepat-2 membinasakan Daud dan para pengikutnya sebelum mereka menjadi kuat dan bertambah banyak pengikutnya.
Daud bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah tempat persembunyian tatkala mendengar bhw Thalout dgn askarnya sedang mengejarnya dan sedang berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya. Ia menyuruh beberapa org drp para pengikutnya utk melihat dan mengamat-amati kedudukan Thalout yg sudah berada dekat dari tempat mereka bersembunyi. Mereka kembali memberitahukan kepada Daud bahawa Thalout dan askarnya sudah berada di sebuah lembah dekat dgn tempat mereka dan sedang tertidur semuanya dgn nyenyak. Mereka berseru kpd Daud jangan menyia-nyiakan kesempatan yg baik ini utk memberi pukulan yg memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran mereka ditolak oleh Daud dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan pertama bagi Thalout menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak dlm tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari tidurnya, dihampirilah ia oleh Daud yg seraya menunjukkan potongan yg digunting dari sudut bajunya berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah pakaian bajumu yg telah aku gunting sewaktu engkau tidur nyenyak. Sekiranya aku mahu nescaya aku dgn mudah telah membunuhmu dan menceraikan kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi kesempatan kpdmu utk bertaubat dan ingat kpd Tuhan serta membersihkan hati dan fikiranmu dari sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yg engkau jadikan dalih utk membunuh org sesuka hatimu."
Thalout tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yg nampak jelas pada wajahnya yg pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau adalah lebih adil dan lebih baik hati daripadaku. Engkau benar-benar telah menunjukkan jiwa besar dan perangai yg luhur. Aku harus mengakui hal itu."
Peringatan yg diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yg keras utk mempertahankan kedudukannya yg sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan yg ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud sebagai musuh yg akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yg makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar dan mencari Daud utk menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita pengejaran Thalout ke telinga Daud buat kali keduanya, maka dikirimlah pengintai oleh Daud utk mengetahui dimana tempat askar Thalout berkhemah. Di ketemukan sekali lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur dgn nyenyaknya krn payah kecapaian. Dgn melangkah beberapa anggota pasukan yg lagi tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yg lagi mendengkur dlm tidurnya, diambilnyalah anak panah yg tertancap di sebelah kanan kepala Thalout berserta sebuah kendi air yg terletak disebelah kirinya. Kemudian dari atas bukit berserulah Daud sekeras suaranya kpd anggota pasukan Thalout agar mereka bangun ari tidurnya dan menjaga baik-baik keselamatan rajanya yg nyaris terbunuh krn kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorg dari anggota pasukan utk datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja yg telah dicuri dari sisinya tanpa seorg pun dari mereka yg mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yg dimaksudkan sebagai peringatan kali kedua kpd Thalout bhw pasukan pengawal yg besar yg mengelilinginya tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya bila Allah menghendaki merenggutnya. Daud memberi dua kali peringatan kpd Thalout bukan dgn kata-kata tetapi dgn perbuatan yg nyata yg menjadikan ia merasa ngeri membayangkan kesudahan hayatnya andaikan Daud menuntut balas atas apa yg ia telah lakukan dan rancangkan utk pembunuhannya.
Jiwa bsar yg telah ditunjukkan oleh daud dalam kedua peristiwa itu telah sangat berkesan dalam lubuk hati Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah yg mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yg tidak berdosa, yg setia kpd kerajaannya, yg berkali-kali mempertaruhkan jiwanya utk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dgn pembunuhan yg telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba sangka yg tidak berdasar.
Thalout duduk seorg diri termenung membalik-balik lembaran sejarah hidupnya, sejak berada di desa bersama ayahnya, kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat rahmat dan kurnia Allah diangkatlah ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana Tuhan telah mengutskan Daud utk mendampinginya dan menjadi pembantunya yg setia dan komandan pasukannya yg gagah perkasa yg sepatutnya atas jasa-jasanya itu ia mendapat penghargaan yg setinggi-tingginya dan bukan sebagaimana ia telah lakukan yg telah merancangkan pembunuhannya dan mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari istana. Dan walaupun ia telah mengkhianati Daud dgn rancangan jahatnya, Daud masih berkenan memberi ampun kpdnya dalam dua kesempatan di mana ia dgn mudah membunuhnya andaikan dia mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu semunya menjadi sesaklah dada Thalout menyesalkan diri yg telah terjerumus oleh hawa nafsu dan godaan Iblis sehingga ia menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dgn tindakan-tindakan yg bahkan membawa dosa dan murka Allah. Maka utk menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat kpd Allah, Thalout akhirnya mengambil keputusan keluar dari kota melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istananya berserta segala kebesaran dan kemegahannya lalu pergilah ia berkelana dan mengembara di atas bumi Allah sampai tiba saatnya ia mendapat panggilan meninggalkan dunia yg fana ini menuju alam yg baka.
Syahdan, setelah istana kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout yg pergi tanpa meninggalkan bekas, beramai-ramailah rakyat mengangkat dan menobatkan Daud sebagai raja yg berkuasa.
No response to “Daud Dinobatkan Sebagai Raja”
Post a Comment
Terimakasih. sekali tangan terkepal, hilangkan ratapan tangis dimuka bumi